Malang, 2 Oktober 2013. Wah, sudah lama sekali tidak mengisi blog. Semangat ngeblog saya sempat kendur beberapa minggu ini karena beragam hal yang tidak terlalu penting. Dan kali ini saya punya cerita nih. Ceritanya begini, saya mempunyai smartphone android dan sedang ngidam IOS-based smartphone (tergiur beberapa teman yang mulai meninggalkan android 🙁 ) ditanyai keunggulan Blacberry Z10 oleh teman saya karena sedang mencari jalan tengah karena dikomporin teman-temannya untuk membeli Nokia Lumia 920. Hmmm.. Masalah ini tidaklah sekompleks yang anda bayangkan karena toh saya masih bisa menjawab pertanyaan si sohib tadi. Saya berusaha menjawab dengan sangat berimbang (baca:adil) karena memang tidak bisa dipungkiri pilihan gadget adalah tentang selera.
Banyak indikator (skripsi style 🙂 ) yang kebanyakan dijadikan pertimbangan dalam memlilh smartphone. Dan kalau bicara lebih dalam sebenarnya indikator-indikator tersebut juga berbeda-beda prioritasnya tergantung latar belakang si calon pembeli. Tentunya berbeda donk kebutuhan seorang developer dalam testing dan stylish-wannabe. Wah, kalau sudah begini masa harus memakai SPK (Sistem Pengambil Keputusan) untuk menyelesaikannya. Meskipun bisa namun ada baiknya kita daya gunakan pemikiran dibantu pengalaman. Saya juga berusaha mengikutsertakan indikator-indikator ini jika ditanya pilihan smartphone. Yuk kita telusuri 4 indikator yang mampu membuat calon pembeli smartphone mendadak tidak smart 🙂 :
1. Harga – Ini mutlak. Setiap orang akan melihat harga sebagai indikator wajib. Kalangan menengah keatas mungkin akan mengabaikannya namun tak dipungkiri bahwa harga adalah indikator terkuat. Well, there’s price there’s quality right!
2. Desain – Desain adalah tentang feel. Baik feel dari si empunya maupun orang lain. Banyak saya temui sohib-sohib yang lebih memilih punya smartphone yang eye-catchy namun lemot, daripada banyak core namun desain dinilai nol. Desain kembali adalah selera. Desain melengkung dengan sudut membulat khas smartphone samsung dan apple memiliki fans tersendiri. Desain cenderung kotak khas LG dan Sony juga. Secara masing-masing memiliki filosofi yang berbeda. Desain sudut kotak dan warna gelap mengesankan desain yang serius dan premium. Warna yang lebih cerah memiliki kesan stylish dan berani. Gender juga punya andil disini. Para cowok cenderung suka desain yang rada macho dan elegan dengan kombinasi warna yang sedikit, berkebalikan dengan cewek.
3. Merk – Ini juga sangat-sangat rentan dan subjektif. Para developer dan computer freak belakangan ini memiliki trend memilih smartphone bermerk apple dan samsung. Hal ini tentu memiliki alasan karena keduanya mewakili 2 OS yang developernya saya katakan paling banyak dibanding yang lain. Pasar Indonesia dan beberapa negara berkembang lain memilih Blackberry sebagai merk yang memiliki prestise tinggi. Merk-merk lokal (baca:cina) juga punya fans tersendiri loh dan tentunya hal ini sangat erat kaitannya dengan harga (termasuk saya 🙂 ). Meski merk cina punya prestise yang kurang greget namun nyatanya smartphone yang dihasilkan memiliki kualitas yang gak kalah loh. Saya saksinya.
4. Kebutuhan – Yak, inilah yang paling ingin saya katakan dari awal. Mungkin terlalu klise menyebutkan smartphone sebagai kebutuhan namun nyatanya kini inilah realitanya. Kebutuhan untuk stay-updated-everytime-everywhere menjadi jamak. Memiliki gadget yang canggih menjadi nilai plus seseorang dihadapan orang banyak. Namun hal ini juga bisa menjadi bumerang tersendiri. Cobalah untuk mengerti kebutuhan anda akan smartphone. Jika anda seorang mahasiswa dengan kebutuhan mobile yang tinggi, smartphone dengan harga yang rendah sudah cukup. Jika anda selebriti dengan kebutuhan akan prestise yang tinggi tidak salah jika memilih smartphone yang stylish. Dan jika anda adalah developer mobile, pastinya pilih smartphone yang mendukung kreatifitas anda. So, learn to be wise and cover your needs 🙂
4 Indikator ini menurut saya sudah cukup untuk menentukan smartphone yang cocok untuk anda. Tentang pilihan akhir tentunya menjadi perbedaan yang sangat tidak penting untuk diributkan. Setiap OS maupun smartphone memiliki plus dan minus yang harus anda terima. Dan yang terakhir saya sarankan
tidak perlu memaksakan selera anda untuk diikuti orang lain
That’s all. Mohon maaf jika terdapat kesalahan 🙂
ya lumayan..
ayo beli phone bang 🙂
ntar tunggu ada project yang 'menghasilkan'.. 🙂
minat iphone sih.. tapi memang subjektif banget
mahal memang.. sesuaikan dengan kebutuhan aja intinya