Mentari Senja (Refleksi Saat Maghrib)

Malang, 11 okt 2010. Welcome to my day! Senin kawan, Senin. Enjoy our life. Hari persaingan dimulai kawan. Ayo lekas bangun, cuci mukamu, rapikan dirimu dan berangkatlah!! Tak ada gunanya pagi hari ini engkau habiskan di rumah.

Begitupun saya, kuliah hari ini dimulai pukul 6.30. Saya tentunya tak ingin telat. Saya sudah pernah mengkalkulasi waktu yang dibutuhkan untuk berjalan dari rumah (kontrakan) ke kampus. Sekitar 15 menit. So, let’s go!!

Sehabis mata kuliah Desain Basis Data, oh ya kebetulan ini waktunya saya presentasi. Alhamdulillah, lancar – lancar saja kawan, presentasi tentang Entity Relational Diagram dan Model Relational Diagram berjalan tenang dan lancar.

Selanjutnya juga tak ada hal khusus di mata kuliah Praktikum Desain Basis Data dan Bahasa Inggris. Semua tenang dan normal. Saya senang, walaupun tahukah kawan, hal yang normal itu sedikit menyeramkan.

Maghrib, saat itu langit menghitam. Mentari senja mencabut nyawa matahari. Pemberi warna kesedihan dan kekecewaan bagi umat manusia. Saya mengutip kata – kata itu dari Shiho Miyano, atau yang lebih dkenal sebagai ‘Ai’ dalam anime detektif Conan.

Tak salah memang, bagi manusia yang gagal dalam harinya, kegelapan yang menjadi tanda berakhirnya hari yang singkat akan membuahkan kesedihan. Semisal, hari ini kita gagal menyelesaiakan sesuatu yang hanya bisa kita selesaikan hari ini, penyesalan itu akan sangat terasa menyesak dada pada waktu ini. Tak jarang saya mengalaminya kawan. Saya pernah menyesal karna tak menemui teman yang saya tahu mungkin saya takkan bisa bertemu langsung dengannya lagi. Saya bahkan tak bisa mengucap kata perpisahan. Sewaktu azan magrib menjelang dan disuarakan, penyesalan itu pelan namun pasti, merasuk di sela-sela kalbu dan menyesakkan dada. Saya ingin menangis namun tak bisa dan sungguh itu situasi yang tidak menyenangkan. Pernahkah engkau mengalami yang sejenis itu kawan?

Kini, saya berikhtiar untuk selalu bertamu ke rumah Allah, minimal di waktu maghrib dan isya. Sebab di waktu inilah, waktu-waktu yang saya anggap sangat melemahkan diri. Bila saya habiskan di mesjid, perasaan menjadi kuat dan tenang, kawan.

Waduh, saya juga sepertinya harus jadi ronda malam 🙂 . Laporan praktikum rangkaian digital belum selesai. Bisa gawat kalau besok  -deadline- tidak selesai. Saya kerjakan dulu deh. Bagimu juga kawan, prioritaskan kewajiban. Saya yakin engkau tidak mau terlibat dalam hal – hal kecil yang menyusahkan.

So, ayo berikrar buat jadi lebih baik di hari ini dan esok. Agar bisa menghadapi mentari senja dengan kepala tegak dan bangga akan pencapaian kita hari ini.

Melangkahlah ‘tuk hari esok!

Reza Perdana

Mobile & Web Apps Developer, Sharia Banker and Blogger. Working as IT Ops. and Technical support for PT. Bank Aceh Syariah and also programmer who has been working on various web and mobile application development with strong knowledge on PHP (Yii framework), Android Java and IOS Swift. Interested in sharia banking operation and IT Quality Control related field. Cobit certified and holds Bachelor of Computer Science from UIN Maliki Malang

1 Comment

  1. […] yang gag menyenangkan. Pernahkah engkau mengalami yang sejenis itu kawan? lihat tulisan lengkap disini […]

Leave a Reply to Mentari Senja (Refleksi Saat Maghrib) | KEMBALI HIJAU Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *